Gejala Antraks pada Manusia Berdasarkan Penularannya

Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri spesies Bacillus anthracis. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan hewan, dan gejala antraks pada manusia dapat bervariasi tergantung pada cara penularan dan jenis antraksnya. Berikut adalah gejala antraks pada manusia berdasarkan penularannya:

1. Antraks Kulit (Cutaneous Anthrax):
Ini adalah bentuk paling umum dari antraks pada manusia dan terjadi ketika bakteri masuk melalui luka atau goresan pada kulit. Gejalanya meliputi:
– Timbulnya lesi atau bintik kemerahan yang tampak seperti gigitan serangga.
– Lesi kemudian berubah menjadi bintil berisi cairan dan terasa gatal atau sakit.
– Lesi dapat semakin membesar dan membentuk kerak tengah yang kering dan berwarna hitam (dikenal sebagai eschar).

2. Antraks Pernapasan (Inhalational Anthrax):
Ini adalah bentuk antraks yang paling serius dan jarang terjadi pada manusia. Penularan terjadi ketika seseorang menghirup spora Bacillus anthracis. Gejalanya mungkin tampak mirip dengan flu awalnya dan meliputi:
– Demam tinggi dan menggigil.
– Sakit tenggorokan dan nyeri otot.
– Batuk berdahak atau sesak napas.
– Pusing, mual, muntah, dan sakit kepala.

3. Antraks Usus (Gastrointestinal Anthrax):
Penularan terjadi melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan spora Bacillus anthracis. Gejalanya meliputi:
– Mual, muntah, dan diare yang parah.
– Demam dan kelemahan.
– Sakit perut yang intens dan kram.

Perlu diingat bahwa antraks dapat berkembang dengan cepat dan menjadi sangat serius. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan atau dicurigai terpapar antraks, segera cari perawatan medis darurat. Pengobatan dini sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi serius dan meningkatkan peluang pemulihan.

Antraks tidak menular antarmanusia, kecuali pada kasus inhalational antraks yang sangat langka. Penularan antraks lebih sering terjadi melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewan seperti daging yang tidak dimasak dengan baik dari hewan yang terinfeksi. Upaya pencegahan termasuk penggunaan vaksin antraks untuk kelompok risiko tinggi, pencegahan eksposur hewan terinfeksi, dan penanganan dan pengolahan hewan dengan aman.