Pantang Marah Kepada Alam Karena Cuaca

kangen kabut! kangen ketinggian… ga peduli kaya gimana kondisinya di gunung, mau kabut, mau hujan, mau panas, mau dingin yah dinikmatin ajah…
karena setiap hal yg terjadi selalu punya cerita..

yah kalo ga mau kepanasan, kedinginan, atau kehujanan, yah jangan naik gunung hehehe. Hal – hal yang tidak bisa kita kontrol tersebut akan terjadi dan memiliki kemungkinan besar sekali untuk kejadian. Maka dari itu apapun cuacanya tetap bersyukur. Alam punya rencana yang indah dari setiap perjalanan hidup yang kita lewati loh jika bisa memetik hikmahnya.

“karena gunung, alam dan cuaca tidak butuh untuk dicaci maki, mereka ada bukan untuk dikeluhkan ~ mereka ada untuk berbagi dalam keseimbangan” .
*hayyooo siapa yg suka ngeluh di gunung dan maki-maki cuaca?

Waktu kemarin gue kesana, Tambora buat gue adalah gunung yg cukup bersih masih jarang ada sampah. Jalur pendakian dari Desa Pancasila pun tergolong mempunyai vegetasi yg padaaaattt banget.. rapet laahh..
bisa dibilang untuk mencapai ke satu pos dengan pos lainnya dibutuhkan waktu yg lama, krna jalur nya dataar dan panjaaaannngg bangett..

Kawasan kerajaan pacet, tumbuhan jelatang, buah berry, akan ditemuin disepanjang jalan.. hutannya juga masih bagus banget..

gue berharap saat perayaan letusan Tambora dgn targer peserta 15.000 orang selama sebulan ini (menurut info Pak Saiful) tidak merusak keindahan alam di Tambora.
Mohon dengan sangat, siapapun yg ikut ke Tambora, tolong bawa turun sampahnya lagi.. jangan rusak lagi gunung-gunung kami..

mohon jangan ada Vandalisme.. mohon untuk tidak merusak vegetasi Tambora.. biarkan mereka tetap bertumbuh dengan baik.. .
seorang Pendaki yang bijak, tau bagaimana cara memperlakukan alam nya.

gue melihat dunia melalui kacamata yg berbeda…
gue melihat hidup sebagai sebuah perjalanan…
gue melihat alam seperti rumah..
gue melihat waktu sebagai kesempatan..

dan gue menyimpulkan bahwa : “setiap perjalanan akan selalu mempunyai cerita yg berbeda, setiap waktu diberikan untuk menciptakan kesempatan untuk menjelajah setiap sudut alam, hingga nanti waktu berhenti dan saat nya “kembali pulang” ke pangkuan – alam”.