Bekerja dengan Passion Konsep yang Benar atau Tidak?

Seringkali selama hidup kita mendengar bahwa jika kita bekerja berdasarkan passion maka kita akan merasa tidak bekerja. Namun dalam perjalanan karir yang telah kita lalui kita akan menyadari bahwa tidak semua orang dapat merealisaasikan impian itu dengan berbagai alasan. Apakah karena keadaan atau merupakan pilihan, yang pada akhirnya menciptakan tipe orang yang berbeda-beda dalam karirnya. Bila disederhanakan, ada 3 tipe.

  1. Tipe orang pertama adalah yang terus bekerja dengan passionnya, idealismenya, namun gagal meraih financial security. Biasa orang-orang seperti ini berkata bekerjalah yang kamu suka, maka uang akan mengalir sendirinya. terdengan enak dikuping memang, namun nyatanya bila telah bekerja belasan tahun tapi kondisi keuangan masih morat-marit, bahkan hingga terjebak hutang. Bisakah kita terus mempertahankan idealisme itu?
  2. Orang kedua adalah orang ambisius. Mereka menempatkan kesuksesan dan kemapanan sebagai tujuan utama. Dalam perjalanan karirnya mereka adalah orang-orang yang pragmatis, oportunis, dan seorang petarung yang hebat. Mungkin terkesan tamak, egois, stereotype tokoh jahat dalam sebuah film. Stigma yang terlanjur melekat di kepala banyak orang.

    Namun jangan salah, mereka adalah orang yang realistis yang tidak lagi hidup di dalam utopia. Contoh yang baik dalam memaknai bagaimana seharusnya menjadi profesional dalam kondisi apapun. Kelak mereka jua tetap bisa merealisasikan mimpinya.

  3. Orang ketiga adalah orang yang bekerja sesuai dengan passionnya dan juga meraih financial security. Untuk merealisasikan mimpi itu diperlukan bakat, kerja keras, soft skill, network, mentalitas, dan keberuntunga. Sayangnya, tidak semua orang memiliki ingredients tersebut. Untuk menciptakan keberuntungan – keberuntungan yang lebih banyak, maka kita perlu menyiapkan diri sedari awal.

Kesempatan tidak akan berubah menjadi keberuntungan bila kita tidak siap menerimanya. Namun walaupujn begitu tidak semua orang seberuntung itu. Banyak orang yang tidak dapat memilih karena keadaan. Kita bukanlah negara maju yang nganggur pun digaji.

Dengan keberuntungan untuk dapat memilih, sudah seharusnya kita menghargai apa yang kita peroleh dengan memberitkan yang terbaik atas kesepatan tersebut. Dan semoga apa saja yang kita perjuangkan saat ini akan indah pada waktunya.